Svoboda | Graniru | BBC Russia | Golosameriki | Facebook
Lompat ke isi

Suku Kutianyie

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kutianyia (disebut pula Suku Kutianyie) adalah salah satu suku (klan) Minangkabau yang tergolong kedalam rumpun Kelarasan Nan Panjang. Suku ini berkerabat dengan suku Jambak dan suku Pitopang. Dan berdasarkan asal usulnya, suku ini bersama suku Jambak merupakan pecahan-pecahan dari suku Guci.

Etimologi

[sunting | sunting sumber]

Menurut beberapa pendapat, nama Kutianyie atau kutianyir memiliki arti nama pohon mengkudu. Namun berdasarkan sumber tradisi lisan dari masyarakat yang terkait, terkadang nama 'Kutianyie' disebut sebagai 'Guci-anyie', berhubung suku ini merupakan pecahan dari suku Guci.

Suku Serumpun / Kerabat

[sunting | sunting sumber]

Suku serumpunnya adalah suku Pitopang, suku Jambak, suku Salo dan suku Bodi.

Pangulu Suku

[sunting | sunting sumber]

Di antara gelar pangulu suku Kutianyie antara lain :

  1. Datuak Rajo Mandaro.
  2. Datuak Itam (Payokumbuah).
  3. Datuak Taluma Basa (di Padang Lua, Nagari III Koto, Kec. Rambatan, Kab. Tanah Datar.

Mitos Suku Kutianyie

[sunting | sunting sumber]

Suku Kutianyie maupun Suku Jambak mempunyai sebuah mitos yang dipercaya oleh warga sukunya yaitu apabila ada acara perkawinan anggota suku maka biasanya akan terjadi hujan. Gadis dan keturunan Kutianyie sering juga dalam mitos disebut putri dewi, karena perempuannya banyak yang cantik-cantik dan laki-lakinya gagah-gagah.

Persebaran

[sunting | sunting sumber]

Suku Kutianyia banyak ditemukan di daerah Kota Padang, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Lima Puluh Kota, Kota Payakumbuh, Kabupaten Solok, dan berbagai daerah lainnya di Sumatera Barat.

Pada zaman Kerajaan Pagaruyuang, kepala suku Kutianyia di Payakumbuh (Limbanang) yang bernama Datuak Bagindo Sati dikenal sebagai orang yang alim dan bijaksana, beliau juga merupakan sahabat terbaik Raja dari Pagaruyung. Jika Raja mengadakan acara atau melakukan perjalanan di daerah Luhak Lima Puluh, maka Datuak Bagindo Sati yang sering diminta untuk menemani Sang Raja sehingga Suku Kutianyia sangat disegani dan dihormati oleh masyarakat Minangkabau terutama di Luhak Lima Puluh.