Volume

Jurnal 6, Nomor 1,Manarang

Kesehatan Juli 2020 Perilaku Masyarakat terhadap Kejadian DBD ...
Volume 6, Nomor 1, Juli 2020, pp. 37 – 49
ISSN 2528-5602 (Online), ISSN 2443-3861 (Print)
Journal homepage: http://jurnal.poltekkesmamuju.ac.id/index.php/m

PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN DBD

DI KECAMATAN CIRACAS JAKARTA TIMUR

Rojali1, Awan Putri Amalia1

1
Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Jakarta 2

ARTICLE INFO ABSTRACT

Article history Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an infectious disease caused by the dengue virus
and transmitted by Aedes aegypti and Aedes albopictus mosquitoes. Increased DHF
Submitted : 2020-02-29 incidences caused by the unclean lifestyle of people. This study was an analytical study
Revised : 2020-07-09 with a cross-sectional approach. The aim was to determine the relationship between
Accepted : 2020-07-17 individual characteristics, behavior, and environment on the incidence of DHF. Data
were collected by interview and observation using a questionnaire and observation
Keywords: sheet. Data analyzed by univariate and bivariate methods with a chi-square analysis test.
The number of samples was 107 people with the sampling technique used was simple
DHF random sampling. The results showed that 15.9% of the community had dengue fever in
Behavior the last six months. There were 4 variables that have a relationship to the incidence of
Individual Characteristic DHF, namely age (p-value = 0,000), gender (p-value = 0.017, OR = 4.146), knowledge
Existence of Larvae (p-value = 0.034, OR = 5.231), actions (p-value = 0.045, OR = 3.740), while education
Water Reservoir (p-value = 0.086), work (p-value = 0.748), attitude (p-value = 0.078), the existence of
larvae (p-value = 0.716) does not have a relationship to the incidence of DHF and 1
variable cannot be connected namely the existence of a water reservoir because 100%
have a water reservoir and 1 variable only looks at the description of DHF events by
season.

Kata Kunci: Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Peningkatan
DBD Penyakit DBD ini disebabkan oleh perilaku hidup bersih yang kurang dari Sebagian
Perilaku masyarakat. Penelitian ini merupakan suatu studi analitik dengan metode pendekatan
Karakteristik Individu Cross sectional dengan bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik
Keberadaan Jentik individu, perilaku, dan lingkungan terhadap kejadian DBD. Pengumpulan data
Tempat Penampungan dilakukan dengan wawancara dan observasi menggunakan kuesioner dan lembar
observasi. Data dianalisis dengan metode univariat dan bivariat dengan uji analisa chi-
square. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 107 masyarakat dengan teknik
sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa 15,9% masyarakat sakit DBD pada 6 bulan terakhir. Dari 10 variabel terdapat 4
variabel yang memiliki hubungan terhadap kejadian DBD, yaitu umur (p-value =
0,000), jenis kelamin (p-value = 0,017, OR = 4,146), pengetahuan (p-value = 0,034, OR
= 5,231), tindakan (p-value = 0,045, OR = 3,740), sedangkan pendidikan (p-value =
0,086), pekerjaan (p-value = 0,748), sikap (p-value = 0,078), keberadaan jentik (p-value
= 0,716) tidak memiliki hubungan terhadap kejadian DBD dan 1 variabel tidak bisa
dihubungkan yaitu keberadaan tempat penampungan air karena 100% memiliki tempat
penampungan air serta 1 variabel hanya melihat gambaran kejadian DBD berdasarkan
musim.
 Corresponding Author:

Rojali
Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Jakarta 2
Telp. 081380120739
Email: [email protected]

PENDAHULUAN dari penderita DBD lainya. Keempat tipe virus

Penyakit Demam Berdarah Dengue tersebut telah ditemukan di berbagai daerah di
(DBD) merupakan penyakit yang disebabkan Indonesia dan yang terbanyak adalah tipe 2 dan
oleh infeksi virus DEN-1, DEN-2, DEN-3, atau tipe 3. Penelitian di Indonesia menunjukkan
DEN-4 yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Dengue tipe 3 merupakan serotype virus yang
Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang dominan menyebabkan kasus yang berat
sebelumnya telah terinfeksi oleh virus dengue (Candra, 2010). Nyamuk Aedes aegypti

37 Jurnal Kesehatan Manarang

Volume 6, Nomor 1, Juli 2020 Perilaku Masyarakat terhadap Kejadian DBD ...

menjadi infektif 8 – 12 hari sesudah menghisap Jumlah tersebut menurun cukup drastis dari
darah penderita DBD sebelumnya. Nyamuk tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 204.171
Aedes aegypti merupakan penyebar penyakit kasus dan jumlah kematian sebanyak 1.598
(vektor) DBD yang paling aktif dan utama orang. Angka kesakitan DBD tahun 2017
karena tinggal di sekitar permukiman menurun dibandingkan tahun 2016, yaitu dari
penduduk. Adapun nyamuk Aedes albopictus, 78,85 menjadi 26,10 per 100.000 penduduk.
banyak terdapat di daerah perkebunan dan Namun, penurunan case fatality rate (CFR) dari
semak-semak (Purnama, 2017). tahun sebelumnya tidak terlalu tinggi, yaitu
Sebelum tahun 1970, hanya 9 negara 0,78% pada tahun 2016 menjadi 0,72% pada
yang menjadi endemi Dengue. Sekarang tahun 2017.
penyakit ini sudah ada di 100 negara di wilayah Menurut Badan Meteorologi,
WHO Afrika, Amerika, Mediterania Timur, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bersama
Asia Tenggara, dan Pasifik Barat. Wilayah dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan
Amerika, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), pada peta
adalah wilayah yang paling terkena dampaknya. prediksi kecocokan iklim untuk DBD Provinsi
Kasus di seluruh Amerika, Asia Tenggara, dan DKI Jakarta bulan Februari – Maret 2019
Pasifik Barat sudah melebihi 1,2 juta di tahun menunjukkan angka RH 81% untuk daerah
2008 dan lebih dari 3,2 juta pada tahun 2015 Jakarta Timur dan angka tersebut dikategorikan
(berdasarkan data resmi yang disampaikan oleh tinggi sehingga mendukung pertumbuhan
negara-negara anggota). Baru-baru ini jumlah nyamuk Aedes aegypti yang kemudian
kasus dilaporkan terus bertambah. Pada tahun berakibat pada meningkatnya kejadian DBD
2015, 2,35 juta kasus demam berdarah (Meteorologi, Geofisika, Nal, & Sopl, 2019).
dilaporkan terjadi di Amerika saja, dimana Berdasarkan data sekunder Puskesmas
10.200 kasus didiagnosis sebagai demam Kecamatan Ciracas kasus DBD di Wilayah
berdarah berat yang menyebabkan 1181 Kecamatan Ciracas pada tahun 2018 terdapat
kematian (E. Novitasari, 2018). 204 kasus dan kelurahan yang paling tinggi
Terjadinya KLB DBD di Indonesia kasus DBD ada di Kelurahan Ciracas dengan 59
berhubungan dengan berbagai faktor risiko, laporan. Pada periode Januari – Maret 2019
yaitu lingkungan yang masih kondusif untuk kasus DBD di Kecamatan Ciracas didapatkan
terjadinya tempat perindukan nyamuk Aedes, laporan 156 kasus dan kelurahan yang paling
pemahaman masyarakat yang masih tinggi kasus DBD terdapat di Kelurahan
terbatas mengenai pentingnya pemberantasan Ciracas sebanyak 50 laporan.
sarang nyamuk (PSN) 3M Plus; 3), perluasan Puskesmas Kecamatan Ciracas
daerah endemik akibat perubahan dan melaksanakan kegiatan PSN secara rutin satu
manipulasi lingkungan yang terjadi karena minggu sekali. Sejak bulan Januari 2019 PSN
urbanisasi dan pembangunan tempat 3M Plus dilakukan seminggu 3 kali pada hari
pemukiman baru; serta meningkatnya mobilitas Selasa, Jumat, dan Minggu sesuai dari arahan
penduduk. Walikota Jakarta Timur. PSN melibatkan
Di Indonesia, demam berdarah pertama petugas Puskesmas, kader jumantik dan
kali ditemukan di kota Surabaya pada tahun masyarakat. Angka bebas jentik di Kecamatan
1968, dimana sebanyak 58 orang terinfeksi dan Ciracas Bulan Januari 2019 yang dilaporkan
24 orang di antaranya meninggal dunia, dengan adalah 90,93%. Angka bebas jentik yang belum
angka kematian mencapai 41,3%. Sejak saat itu, mencapai target ABJ Nasional yaitu >95%
penyakit ini menyebar luas ke seluruh menggambarkan padatnya populasi vektor
Indonesia (Kementerian Kesehatan, 2016). DBD di daerah tersebut yang berkaitan dengan
Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun kejadian DBD di Kecamatan Ciracas.
dan dapat menyerang seluruh kelompok umur. Salah satu yang dapat mempengaruhi
Penyakit ini berkaitan dengan kondisi peningkatan angka kesakitan serta kematian
lingkungan dan perilaku masyarakat akibat penyakit ini adalah perilaku masyarakat
(Kementerian Kesehatan RI, 2017). dalam melaksanakan dan menjaga kebersihan
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia lingkungan. Hal ini terjadi karena kurangnya
Kementerian Kesehatan RI tahun 2017, Kasus pengetahuan masyarakat tentang DBD dan
DBD tahun 2017 berjumlah 68.407 kasus, kurangnya praktik atau peran masyarakat dalam
dengan jumlah kematian sebanyak 493 orang.

38 Jurnal Kesehatan Manarang

Volume 6, Nomor 1, Juli 2020 Perilaku Masyarakat terhadap Kejadian DBD ...

menjaga kebersihan lingkungan sekitar jawaban dari responden maka perlu

(Litbangkes, 2016). ditambahkan 10% dari jumlah sampel yang
Masih tingginya kejadian DBD didapat sehingga jumlah sampel keseluruhan
khususnya di wilayah kerja Puskesmas, internal sebesar 107 responden.
maupun eksternal seperti pengetahuan, sikap,
perilaku masyarakat dalam memahami dan Pengumpulan Data
melakukan kegiatan kebersihan lingkungan Data Primer adalah data yang diperoleh
rumah dalam pencegahan kejadian DBD dari hasil wawancara dengan menggunakan
terulang kembali. Dalam meningkatkan kuesioner dan hasil observasi atau pengamatan
pengetahuan masyarakat tentang masalah langsung ke lokasi dengan menggunakan
kesehatan, diperlukan suatu upaya nyata seperti checklist. Wawancara menggunakan kuesioner
dengan memberikan pendidikan kesehatan. untuk variabel kejadian DBD, karakteristik
Berdasarkan latar belakang tersebut di individu, pengetahuan, sikap dan tindakan.
atas, maka penulis akan melakukan penelitian Observasi menggunakan checklist untuk
yang bertujuan untuk mengetahui “ Berbagai variabel keberadaan tempat penampungan air
Pengaruh Perilaku Masyarakat Terhadap dan keberadaan jentik nyamuk.
Kejadian Demam Berdarah Dengue di RW 06 Data sekunder adalah data penunjang
Kelurahan Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jakarta untuk melengkapi data primer yang diperoleh
Timur Tahun 2019.” dari laporan tahunan dan laporan triwulan
Puskesmas Kecamatan, hasil penelitian
METODE PENELITIAN terdahulu yang berhubungan dengan penelitian,
Jenis Penelitian studi kepustakaan, dan data-data lain.
Jenis penelitian ini adalah analitik
dengan metode Cross Sectional (potong silang) Analisis Data
yaitu penelitian untuk mempelajari dinamika Analisis Univariat dalam penelitian ini
korelasi antara faktor-faktor risiko dan efek berupa distribusi frekuensi karakteristik
dengan observasi atau pengumpulan data individu meliputi umur, jenis kelamin,
sekaligus pada suatu saat atau point time pendidikan dan pekerjaan, faktor perilaku
approach (BPPSMK Kementerian Kesehatan, meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan,
2018). faktor lingkungan meliputi keberadaan tempat
Faktor risiko adalah faktor-faktor yang penampungan air, keberadaan jentik nyamuk
mengakibatkan terjadinya efek (pengaruh). dan gambaran kejadian DBD berdasarkan
Dalam penelitian ini, faktor risiko yang disebut musim sebagai variabel independen dan
sebagai variabel independen meliputi distribusi kejadian DBD sebagai variabel
karakteristik individu, perilaku masyarakat, dan dependen.
lingkungan. Sedangkan variabel dependen dari Dalam penelitian ini variabel yang diuji
penelitian ini adalah kejadian Demam Berdarah adalah hubungan antara karakteristik individu
Dengue (DBD). meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan dan
pekerjaan, faktor perilaku meliputi
Populasi dan Sampel pengetahuan, sikap, dan tindakan, faktor
Populasi adalah keseluruhan objek lingkungan meliputi keberadaan tempat
penelitian atau objek yang diteliti. Populasi penampungan air, dan keberadaan jentik
dalam penelitian ini adalah masyarakat di RW nyamuk terhadap kejadian Demam Berdarah
06 Kelurahan Ciracas, Kecamatan Ciracas, Dengue.
Jakarta Timur yaitu sebanyak 2.674 Kepala
Keluarga. HASIL PENELITIAN
Sampel dalam penelitian ini adalah Distribusi Frekuensi Kejadian Demam
sebagian masyarakat di RW 06 Kelurahan Berdarah Dengue
Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur Berdasarkan tabel 1. diketahui bahwa
dengan jumlah Rukun Tetangga (RT) sebanyak kejadian DBD dalam kurun waktu 6 bulan
13 RT. Jumlah sampel minimum dalam terakhir atau dari bulan November 2018 – April
penelitian ini sebanyak 97 responden. 2019 dari 107 masyarakat sebanyak 17 orang
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, (15,9%) sakit DBD, dan 90 orang (84,1%) tidak
untuk menghindari drop out atau missing sakit DBD.

39 Jurnal Kesehatan Manarang

Volume 6, Nomor 1, Juli 2020 Perilaku Masyarakat terhadap Kejadian DBD ...

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kejadian DBD, Kelompok Umur, Jenis Kelamin, Tingkat
Pendidikan, Status Pekerjaan, Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Keberadaan Tempat
Penampungan Air, dan Keberadaan Jentik Nyamuk pada Masyarakat di RW 06
Kelurahan Ciracas Kecamatan Ciracas Jakarta Timur Tahun 2018

Variabel n % Variabel n %
Kejadian DBD Pengetahuan
Sakit DBD 17 15,9 Buruk 9 8,4
Tidak sakit DBD 90 84,1 Baik 98 91,6
Kelompok Umur Sikap
< 15 Tahun 8 7,5 Buruk 7 6,5
≥ 15 Tahun 99 92,5 Baik 100 93,5
Jenis Kelamin Tindakan
Laki-laki 20 18,7 Buruk 14 13,1
Perempuan 87 81,3 Baik 93 86,9
Tingkat Pendidikan Keberadaan Tempat Penampungan Air
Rendah 40 37,4 Ada 107 100
Tinggi 67 62,6 Tidak Ada 0 0
Status Pekerjaan Keberadaan Jentik Nyamuk
Tidak Bekerja 85 79,4 Ada 16 15
Bekerja 22 20,6 Tidak Ada 91 85
Sumber: Data Primer Terolah Tahun 2019

Berdasarkan tabel 1. diketahui bahwa (91,6%) dalam hal ini sudah mengetahui
dari 107 masyarakat yang berumur < 15 tahun pencegahan dan pengendalian penyakit DBD.
tahun sebanyak 8 orang (7,5%) di antaranya dari 107 masyarakat yang memiliki sikap
anak– anak, dan masyarakat yang berumur > 15 mengenai kegiatan PSN buruk sebanyak 7
sebanyak 99 orang yaitu remaja, dewasa dan orang (6,5%) dimana masyarakat tidak setuju
orang tua. Diketahui bahwa dari 107 apabila melakukan PSN secara mandiri, dan
masyarakat yang berjenis kelamin laki–laki tidak setuju apabila PSN lebih efektif dan
sebanyak 20 orang (18,7%), dan berjenis efisien dibandingkan dengan melakukan
kelamin perempuan sebanyak 87 orang fogging. Sedangkan masyarakat yang memiliki
(81,3%). sikap mengenai kegiatan PSN baik sebanyak
Diketahui bahwa dari 107 masyarakat 100 orang (93,5%) sudah menyetujui kegiatan
yang memiliki pendidikan rendah (≤ SMP) PSN.
sebanyak 40 orang (37,4%) yaitu tidak sekolah, Diketahui bahwa dari 107 masyarakat
SD dan SMP. Sedangkan masyarakat yang yang memiliki tindakan mengenai kegiatan
memiliki pendidikan tinggi (≥ SMA) sebanyak PSN buruk sebanyak 14 orang (13,1%) seperti
67 orang (62,6%) yaitu SMA dan Perguruan tidak menguras bak mandi dan tampungan
Tinggi. Berdasarkan tabel 1.5. diketahui bahwa dispenser maksimal seminggu sekali, kebiasaan
dari 107 masyarakat yang tidak bekerja menggantung pakaian, tidak memelihara ikan
sebanyak 85 orang (79,4%) sebagian besar ibu pemakan jentik, tidak mendaur ulang atau
rumah tangga, dan yang bekerja sebanyak 22 menyingkirkan barang-barang bekas, memiliki
orang (20,6%) yaitu PNS, TNI, Buruh, kebiasaan menampung air di ember dalam
Wiraswasta, dan Wirausaha. waktu lama, dan tidak memberikan larvasida
Diketahui bahwa dari 107 masyarakat pada bak air yang sulit dikuras. Sedangkan
yang memiliki pengetahuan buruk sebanyak 9 masyarakat yang memiliki tindakan mengenai
orang (8,4%) seperti tidak mengetahui kegiatan PSN baik sebanyak 93 orang (86,9%)
penyebab penyakit DBD, waktu nyamuk sudah melakukan kegiatan PSN.
menggigit dan tempat perindukan nyamuk Terdapat 100% rumah memiliki tempat
penyebab DBD. Sedangkan masyarakat yang penampungan air antara lain bak mandi, ember,
memiliki pengetahuan baik sebanyak 98 orang akuarium, dispenser, pembuangan air kulkas

40 Jurnal Kesehatan Manarang

Volume 6, Nomor 1, Juli 2020 Perilaku Masyarakat terhadap Kejadian DBD ...

dan AC, kolam ikan, tempat minum burung, bermakna antara kelompok umur terhadap
barang-barang bekas, tatakan pot dan drum. kejadian DBD.
Hasil pengamatan terhadap keberadaan jentik Masyarakat berjenis kelamin laki-laki
Aedes aegypti dari 107 rumah masyarakat yang sakit DBD sebanyak 7 orang (35%) dan
sebanyak 16 rumah (15%) ada jentik Aedes yang tidak sakit DBD sebanyak 13 orang
aegypti di RT 01, 02, 04, 05, 06, 08, 09, 010, (65%), sedangkan masyarakat berjenis kelamin
dan 012. Sedangkan 91 rumah (85%) tidak ada perempuan yang sakit DBD sebanyak 10 orang
jentik Aedes aegypti sebagian besar di RT 03, (11,5%) dan yang tidak sakit DBD sebanyak 77
07, 011, dan 013. orang (88,5%).
Berdasarkan hasil uji statistik hubungan
Grafik Distribusi Frekuensi Kejadian Dbd antara jenis kelamin terhadap kejadian DBD
Berdasarkan Perbandingan Musim Kemarau didapatkan nilai p-value sebesar 0,017 ≤ α
Dan Musim Hujan Di Kelurahan Ciracas Tahun (0,05) maka Ho ditolak, yang berarti ada
2016–2019 hubungan yang bermakna antara jenis kelamin
terhadap kejadian DBD di RW 06 Kelurahan
Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur
Tahun 2019. Nilai OR = 4,146 artinya
masyarakat berjenis kelamin laki – laki
memiliki risiko 4,146 lebih besar terkena
penyakit DBD dibandingkan masyarakat
Gambar 1. Distribusi Frekuensi Kejadian berjenis kelamin perempuan.
Demam Berdarah Dengue Masyarakat berpendidikan rendah yang
Berdasarkan Perbandingan sakit DBD sebanyak 10 orang (25%) dan yang
Musim Kemarau dan Musim tidak sakit DBD sebanyak 30 orang (75%),
Hujan di Kelurahan Ciracas sedangkan masyarakat berpendidikan tinggi
Tahun 2016 – 2019 yang sakit DBD sebanyak 7 orang (10,4%) dan
yang tidak sakit DBD sebanyak 60 orang
Berdasarkan gambar 1. menunjukkan (89,6%).
bahwa grafik kasus DBD di Kelurahan Ciracas Berdasarkan hasil uji statistik hubungan
menunjukkan bahwa puncak kejadian DBD antara pendidikan terhadap kejadian DBD
pada musim kemarau (Maret – Agustus) di didapatkan p-value sebesar 0,086 ≥ α (0,05)
tahun 2016 – 2017 terjadi pada bulan Maret maka Ho gagal ditolak yang berarti tidak ada
sebesar 52 kasus, di tahun 2017 – 2018 terjadi hubungan yang bermakna antara pendidikan
pada bulan Maret sebesar 4 kasus, dan di tahun terhadap kejadian DBD.
2018 – 2019 terjadi pada bulan Agustus sebesar Berdasarkan tabel 2. diketahui bahwa
18 kasus. Sedangkan, puncak kejadian penyakit masyarakat berumur <15 tahun yang sakit DBD
DBD pada musim hujan (September – Februari) sebanyak 8 orang (100%) dan yang tidak sakit
di tahun 2016 – 2017 terjadi pada bulan tidak ada, sedangkan masyarakat yang berumur
Oktober sebesar 29 kasus, di tahun 2017 – 2018 >15 tahun yang pernah mengalami sakit DBD
terjadi pada bulan November dan Februari sebanyak 9 orang (9,1%) dan yang tidak sakit
sebesar 2 kasus, dan di tahun 2018 – 2019 DBD sebanyak 90 orang (90,9%). Berdasarkan
terjadi pada bulan Februari sebesar 19 kasus. hasil uji statistik hubungan antara umur
Berdasarkan tabel 2. diketahui bahwa terhadap kejadian DBD didapatkan nilai p-
masyarakat berumur <15 tahun yang sakit DBD value sebesar 0,000 ≤ α (0,05) maka Ho ditolak,
sebanyak 8 orang (100%) dan yang tidak sakit yang berarti ada hubungan yang bermakna
tidak ada, sedangkan masyarakat yang berumur antara kelompok umur terhadap kejadian DBD.
>15 tahun yang pernah mengalami sakit DBD Masyarakat berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 9 orang (9,1%) dan yang tidak sakit yang sakit DBD sebanyak 7 orang (35%) dan
DBD sebanyak 90 orang (90,9%). yang tidak sakit DBD sebanyak 13 orang
Berdasarkan hasil uji statistik hubungan (65%), sedangkan masyarakat berjenis kelamin
antara umur terhadap kejadian DBD didapatkan perempuan yang sakit DBD sebanyak 10 orang
nilai p-value sebesar 0,000 ≤ α (0,05) maka Ho (11,5%) dan yang tidak sakit DBD sebanyak 77
ditolak, yang berarti ada hubungan yang orang (88,5%). Berdasarkan hasil uji statistik
hubungan antara jenis kelamin terhadap

41 Jurnal Kesehatan Manarang

Volume 6, Nomor 1, Juli 2020 Perilaku Masyarakat terhadap Kejadian DBD ...

kejadian DBD didapatkan nilai p-value sebesar dibandingkan masyarakat berjenis kelamin
0,017 ≤ α (0,05) maka Ho ditolak, yang berarti perempuan. masyarakat berpendidikan rendah
ada hubungan yang bermakna antara jenis yang sakit DBD sebanyak 10 orang (25%) dan
kelamin terhadap kejadian DBD di RW 06 yang tidak sakit DBD sebanyak 30 orang
Kelurahan Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jakarta (75%), sedangkan masyarakat berpendidikan
Timur Tahun 2019. Nilai OR = 4,146 artinya tinggi yang sakit DBD sebanyak 7 orang
masyarakat berjenis kelamin laki-laki memiliki (10,4%) dan yang tidak sakit DBD sebanyak 60
risiko 4,146 lebih besar terkena penyakit DBD orang (89,6%).

Tabel 2. Umur dan Tanda-Tanda Vital Responden berdasarkan Kelompok

Kejadian DBD
Total
Variabel Sakit Tidak Sakit OR P Value
n % n % n %
Kelompok Umur
< 15 Tahun 8 100 0 0 8 100 - 0,000
≥ 15 Tahun 9 9,1 90 90,9 99 100
Jenis Kelamin 4,146
Laki-laki 7 35 13 65 20 100 (1,339 – 0,017
Perempuan 10 11,5 77 88,5 87 100 12,843)
Tingkat Pendidikan 2,857
Rendah 10 25 30 75 40 100 (0,989 – 0,086
Tinggi 7 10,4 60 89,6 67 100 8,252)
Status Pekerjaan 0,813
13 15,3 72 84,7 85 100
Tidak Bekerja (0,237 – 0,748
4 18,2 18 81,8 22 100
Bekerja 2,791)
Pengetahuan 5,231
4 44,4 5 55,6 9 100
Buruk (1,241 – 0,034
13 13,3 85 86,7 98 100
Baik 22,045)
Sikap 4,607
3 42,9 4 57,1 7 100
Buruk (0,930 – 0,078
14 14 86 86 100 100
Baik 22, 819)
Tindakan 3,750
5 35,7 9 64,3 14 100
Buruk (1,074 – 0,045
12 12,9 81 87,1 93 100
Baik 13,090)
Keberadaan Tempat
Penampungan Air 17 15,9 90 84,1 107 100
- -
Ada 0 0 0 0 0 0
Tidak Ada
Keberadaan Jentik
1,269
Nyamuk 3 18,8 13 81,3 16 100
(0,320 – 0,716
Ada 14 15,4 77 84,6 91 100
5,038)
Tidak Ada
Sumber: Data Primer Terolah Tahun 2019

Berdasarkan hasil uji statistik hubungan (15,3%), dan yang tidak sakit DBD sebanyak
antara pendidikan terhadap kejadian DBD 72 orang (84,7%), sedangkan masyarakat yang
didapatkan p-value sebesar 0,086 ≥ α (0,05) bekerja dan sakit DBD sebanyak 4 orang
maka Ho gagal ditolak yang berarti tidak ada (18,2%), dan yang tidak sakit DBD sebanyak
hubungan yang bermakna antara pendidikan 18 orang (81,8%). Berdasarkan hasil uji statistik
terhadap kejadian DBD. masyarakat yang tidak hubungan antara pekerjaan terhadap kejadian
bekerja dan sakit DBD sebanyak 13 orang DBD didapatkan hasil p-value sebesar 0,748 ≥

42 Jurnal Kesehatan Manarang

Volume 6, Nomor 1, Juli 2020 Perilaku Masyarakat terhadap Kejadian DBD ...

α (0,05) maka Ho gagal ditolak, yang berarti ada hubungan yang bermakna antara tindakan
tidak ada hubungan antara status pekerjaan masyarakat mengenai PSN terhadap kejadian
terhadap kejadian DBD di RW 06 Kelurahan DBD di RW 06 Kelurahan Ciracas, Kecamatan
Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur Ciracas, Jakarta Timur Tahun 2019. Nilai OR =
Tahun 2019. 3,740 artinya masyarakat yang memiliki
Masyarakat berpengetahuan buruk tindakan buruk mengenai kegiatan PSN
mengenai kegiatan PSN yang sakit DBD memiliki risiko 3,740 kali lebih besar terkena
sebanyak 4 orang (44,4%) dan yang tidak sakit penyakit DBD dibandingkan masyarakat yang
DBD sebanyak 5 orang (55,6%), sedangkan memiliki tindakan baik mengenai kegiatan
masyarakat berpengetahuan baik yang sakit PSN.
DBD sebanyak 13 orang (13,3%) dan yang Seluruh masyarakat (100%) memiliki
tidak sakit DBD sebanyak 90 orang (84,1%). Tempat Penampungan Air (TPA) sehingga
Berdasarkan hasil uji statistik hubungan antara tidak bisa dilakukan uji hubungan antara
pengetahuan masyarakat mengenai kegiatan keberadaan Tempat Penampungan Air (TPA)
PSN terhadap kejadian DBD didapatkan nilai p- terhadap kejadian DBD di RW 06 Kelurahan
value sebesar 0,034 ≤ α (0,05) maka Ho ditolak, Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.
yang berarti ada hubungan yang bermakna masyarakat yang rumahnya ada jentik Aedes
antara pengetahuan masyarakat mengenai aegypti dan sakit DBD sebanyak 3 orang
kegiatan PSN terhadap kejadian DBD di RW 06 (18,8%), dan yang tidak sakit DBD sebanyak
Kelurahan Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jakarta 13 orang (81,3%), sedangkan masyarakat yang
Timur Tahun 2019. Nilai OR = 5,231 artinya rumahnya tidak ada jentik Aedes aegypti dan
masyarakat yang memiliki pengetahuan buruk sakit DBD sebanyak 14 orang (15,4%), dan
mengenai kegiatan PSN DBD memiliki risiko yang tidak sakit DBD sebanyak 90 orang
5,231 kali lebih besar terkena penyakit DBD (84,1%). Berdasarkan hasil uji statistik
dibandingkan masyarakat yang memiliki hubungan antara keberadaan jentik terhadap
pengetahuan baik mengenai kegiatan PSN. kejadian DBD didapatkan nilai p-value sebesar
Masyarakat bersikap buruk mengenai 0,716 ≥ α (0,05) maka Ho gagal ditolak, yang
kegiatan PSN yang sakit DBD sebanyak 3 berarti tidak ada hubungan yang bermakna
orang (42,9%) dan yang tidak sakit sebanyak 4 antara keberadaan jentik nyamuk di RW 06
orang (57,1%), sedangkan masyarakat yang Kelurahan Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jakarta
bersikap baik mengenai kegiatan PSN yang Timur Tahun 2019.
sakit DBD sebanyak 14 orang (14%) dan yang
tidak sakit DBD sebanyak 86 orang (86%). PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil uji statistik hubungan antara Hubungan Kelompok Umur dengan
sikap masyarakat mengenai kegiatan PSN Kejadian DBD
terhadap kejadian DBD didapatkan nilai p- Penyakit demam berdarah dengue pada
value sebesar 0,078 ≥ α (0,05) maka Ho gagal dasarnya tidak menyerang pada kelompok umur
ditolak, yang berarti tidak ada hubungan antara tertentu tetapi dapat menyerang semua umur
sikap masyarakat mengenai kegiatan PSN baik anak-anak maupun orang dewasa (Hidayat,
terhadap kejadian DBD di RW 06 Kelurahan 2017). Berdasarkan hasil uji statistik hubungan
Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur antara kelompok umur terhadap kejadian DBD
Tahun 2019. didapatkan nilai p-value sebesar 0,000 ≤ α
Masyarakat yang memiliki tindakan (0,05) maka Ho ditolak, yang berarti ada
buruk mengenai kegiatan PSN yang sakit DBD hubungan yang bermakna antara kelompok
sebanyak 5 orang (35,7%) dan yang tidak sakit umur terhadap kejadian DBD.
sebanyak 9 orang (64,3%), sedangkan Hasil penelitian ini sejalan dengan
masyarakat yang memiliki tindakan baik penelitian Sunarsih yang menunjukkan bahwa
mengenai kegiatan PSN yang sakit DBD terdapat hubungan antara umur dengan kejadian
sebanyak 12 orang (12,9%) dan yang tidak sakit DBD di wilayah kerja Puskesmas Tlogosari
DBD sebanyak 81 orang (87,1%). Berdasarkan Wetan (Sunarsih, 2017). Penelitian ini
hasil uji statistik hubungan antara tindakan menunjukkan bahwa kelompok umur <15 tahun
masyarakat mengenai kegiatan PSN terhadap yaitu anak-anak lebih dominan terkena penyakit
kejadian DBD didapatkan nilai p-value sebesar DBD. Hal ini disebabkan karena sistem
0,045 ≤ α (0,05) maka Ho ditolak, yang berarti kekebalan tubuh pada anak-anak masih rendah

43 Jurnal Kesehatan Manarang

Volume 6, Nomor 1, Juli 2020 Perilaku Masyarakat terhadap Kejadian DBD ...

sehingga rentan terhadap penyakit, dan aktivitas lotion anti nyamuk ketika bepergian di daerah
anak- anak lebih banyak di luar rumah seperti endemis DBD maupun tidak serta
pada pagi hari mereka lebih banyak menggunakan obat anti nyamuk seperti obat
menghabiskan waktu di sekolah atau bermain nyamuk semprot/aerosol, bakar dan elektrik.
selama beberapa jam atau bahkan hampir
seharian di dalam kondisi dan waktu untuk Hubungan Tingkat Pendidikan dengan
terkena risiko gigitan nyamuk penular DBD. Kejadian DBD
Dengan demikian, kelompok umur <15 Pendidikan berkaitan dengan
tahun atau anak-anak perlu mendapatkan pengetahuan seseorang. Salah satu tujuan
prioritas perlindungan dari penularan penyakit pendidikan adalah memberikan dan
DBD. Misalnya kegiatan Pemberantasan Sarang meningkatkan pengetahuan sehingga dicapai
Nyamuk diutamakan rumah yang di dalamnya suatu masyarakat yang berkembang yang pada
terdapat anak- anak, dan meningkatkan status akhirnya menuju suatu perubahan perilaku
gizi anak agar daya tahan tubuh jadi lebih kuat. (Umar, 2015).
Hasil penelitian ini sejalan dengan
Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian penelitian Ardani, menunjukkan bahwa tidak
DBD ada hubungan antara pendidikan terhadap
Penyakit menular sebagian besar kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas
menyerang semua jenis kelamin. Perbedaan Harapan Jaya Tahun 2018 (Ardianti, 2018).
prevalensi antara laki-laki dan wanita biasanya Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
disebabkan oleh gaya hidup (Wardhani, yang dilakukan oleh Handoyo yang mengatakan
Martini, & Ua, 2015). Hasil uji statistik bahwa tidak ada hubungan antara tingkat
hubungan antara jenis kelamin terhadap pendidikan dengan kejadian DBD di Pesisir
kejadian DBD didapatkan nilai p-value 0,017 ≤ Pantai Kota Tarakan (Wahyu Handoyo, 2015).
α (0,05) maka Ho ditolak, yang berarti ada Tidak adanya hubungan antara tingkat
hubungan yang bermakna antara jenis kelamin pendidikan terhadap kejadian DBD dikarenakan
terhadap kejadian DBD di RW 06 Kelurahan pengetahuan dan informasi mengenai penyebab,
Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur gejala dan tanda, dampak atau akibat,
Tahun 2019. Nilai OR = 4,146 artinya pencegahan dan pengendalian penyakit DBD
masyarakat berjenis kelamin laki-laki memiliki bisa didapatkan dari mana saja, seperti sosial
risiko 4,146 lebih besar terkena penyakit DBD media, televisi, koran, radio dan lain-lain
dibandingkan masyarakat berjenis kelamin sehingga masyarakat tidak harus memiliki
perempuan. pendidikan yang tinggi untuk memperoleh
Adanya hubungan antara jenis kelamin informasi dan pengetahuan tentang DBD.
terhadap kejadian DBD ini dikarenakan
menurut teori Halstead dalam Guha-Sapir & Hubungan Status Pekerjaan dengan
Schimmer (2005) menyatakan bahwa jumlah Kejadian DBD
penderita DBD yang berjenis kelamin laki-laki Hasil penelitian ini sejalan dengan
lebih banyak daripada perempuan karena faktor penelitian Monintja, menunjukkan bahwa tidak
imunitas di dalam tubuh. Perempuan memiliki ada hubungan antara pekerjaan terhadap
respon imun yang lebih baik daripada respon kejadian DBD di Kelurahan Malalayang I
imun yang dimiliki oleh laki- laki. Hal ini Kecamatan Malalayang Kota Manado
dikarenakan produksi cytokine pada perempuan (Monintja, 2015). Tidak adanya hubungan
lebih besar daripada pada laki-laki. Cytokine ini antara Status pekerjaan terhadap kejadian DBD
merupakan hormon yang bertanggungjawab berkaitan dengan responden di RW 06
dalam pengaturan intensitas dan durasi respon Kelurahan Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jakarta
imun dalam tubuh seseorang. Selain itu laki- Timur dimana rata-rata pekerjaan mereka yaitu
laki juga memiliki mobilitas dan aktivitas buruh, wiraswasta, PNS maupun wirausaha
pekerjaan yang cenderung tinggi sehingga bisa yang pada umumnya lingkungan kerja mereka
saja laki laki melakukan perjalanan ke daerah tidak jauh berbeda dengan lingkungan di
yang endemis DBD. rumah.
Dengan demikian, sebaiknya Penyebaran vektor penyebab DBD
masyarakat melakukan perlindungan diri hampir merata di seluruh tempat sehingga baik
terhadap gigitan nyamuk seperti menggunakan orang yang tidak bekerja maupun bekerja

44 Jurnal Kesehatan Manarang

Volume 6, Nomor 1, Juli 2020 Perilaku Masyarakat terhadap Kejadian DBD ...

memiliki kemungkinan yang hampir sama yang tidak mengetahui apa penyebab penyakit
untuk terkena penyakit DBD, kecuali pada DBD, sehingga ketika diwawancara mengenai
orang-orang yang bekerjanya sebagai petani di penyebab penyakit DBD terlihat kebingungan.
sawah ataupun di kebun yang rindang dapat Mereka beranggapan bahwa mereka tidak
pula berisiko terkena gigitan nyamuk Aedes pernah terkena sakit DBD sehingga tidak tahu
albopictus yang juga termasuk vektor penyakit apa penyebab penyakit DBD.
DBD, karena pada umumnya nyamuk ini lebih Waktu nyamuk Aedes aegypti
suka tinggal di semak-semak dan di kebun yang menggigit, masyarakat lebih banyak menjawab
rindang. waktu nyamuk Aedes aegypti menggigit adalah
setiap waktu, karena menurut mereka nyamuk
Hubungan Pengetahuan Masyarakat bisa ditemukan dan menggigit manusia setiap
mengenai Kegiatan PSN dengan Kejadian waktu. Ketidaktahuan masyarakat mengenai
Demam Berdarah Dengue waktu nyamuk Aedes aegypti menggigit dapat
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu berisiko terkena penyakit DBD, maka dari itu
dan ini terjadi setelah seseorang melakukan dengan mengetahui kapan nyamuk Aedes
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. aegypti menggigit masyarakat akan lebih
Pengetahuan adalah hal apa yang diketahui oleh waspada.
orang atau responden terkait sehat dan sakit Tempat perindukan nyamuk penyebab
atau kesehatan, misalnya tentang penyakit DBD, masyarakat beranggapan bahwa tempat
(penyebab, cara penularan, dan cara perindukan nyamuk penyebab DBD adalah
pencegahan). Hasil penelitian ini sejalan dengan dimana saja, termasuk pada empang, comberan,
penelitian Lirin, menunjukkan bahwa ada parit dengan air yang kotor, karena responden
hubungan yang signifikan antara tingkat tidak mengetahui tempat perindukan nyamuk
pengetahuan masyarakat dengan kejadian DBD Aedes aegypti. Ketidaktahuan masyarakat akan
Di Kerja Puskesmas Kayen Kabupaten Pati (L. tempat perindukan nyamuk yang benar hal ini
Novitasari, 2018). berisiko terhadap keberadaan breeding place
Pada penelitian ini menunjukkan (tempat perindukkan) yang memberikan
adanya hubungan antara pengetahuan terhadap pengaruh cukup signifikan terhadap keberadaan
kejadian DBD ini didukung oleh hasil tabulasi jentik Aedes aegypti dan kejadian DBD.
silang yang menyimpulkan bahwa masyarakat Masyarakat yang tidak mengetahui
yang mempunyai pengetahuan baik tentang kegiatan PSN dapat mempengaruhi tindakan
PSN dan tidak sakit DBD lebih banyak yaitu yang akan dilakukan sehingga tindakan yang
sebanyak 87 orang (86,7%). Menurut dilakukan kurang tepat. Oleh karena itu,
Kusumawardani dalam hal ini dikarenakan pentingnya untuk memiliki pengetahuan yang
kesempatan mendapatkan informasi tentang baik dan terus mencari informasi untuk
DBD dari petugas kesehatan ketika penderita menambah pengetahuan terkait DBD, karena
sedang menjalani pengobatan di pusat dengan pengetahuan yang baik maka seseorang
pelayanan kesehatan. Maka, informasi dari akan mampu melakukan suatu tindakan yang
petugas kesehatan atau kader puskesmas bisa baik pula dan menciptakan lingkungan yang
menjadi sarana bagi penderita dan masyarakat baik, sehingga diharapkan dapat mencegah dan
untuk meningkatkan pengetahuan terkait DBD memutus rantai penularan penyakit DBD. Serta
sehingga dapat menurunkan risiko DBD. perhatian khusus dari pemerintah juga sangat
Informasi tentang DBD dan kegiatan diperlukan untuk menanggulangi kasus DBD
PSN diperoleh baik dari pengalaman langsung yang selalu endemis setiap tahun di berbagai
maupun dari pengalaman orang lain. Apabila wilayah agar tidak menyebar luas ke daerah-
seseorang memiliki pengetahuan tentang daerah lainnya sehingga kejadian DBD dapat
kesehatan yang baik, maka orang itu akan diminimalisir sedini mungkin (Kusumawardani
berusaha menghindari atau meminimalisir & Achmadi, 2012).
terjadinya suatu penyakit seperti melakukan
kegiatan PSN 3M Plus. Hubungan Sikap Masyarakat Mengenai
Masyarakat dengan pengetahuan buruk Kegiatan PSN dengan Kejadian Demam
dan sakit DBD sebagian besar belum Berdarah Dengue
mengetahui tentang penyebab penyakit DBD, Pengertian sikap merupakan reaksi atau
masyarakat dengan pengetahuan buruk banyak respons yang masih tertutup dari seseorang

45 Jurnal Kesehatan Manarang

Volume 6, Nomor 1, Juli 2020 Perilaku Masyarakat terhadap Kejadian DBD ...

terhadap suatu stimulus atau objek. Hasil Responden dengan tindakan buruk
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sebagian besar belum melaksanakan tindakan
Monintja, yang menunjukkan bahwa ada seperti tidak rutin menguras bak mandi dan
hubungan antara sikap dengan kejadian DBD di tampungan dispenser maksimal seminggu
Wilayah Kerja Puskesmas Ranotana Weru Kota sekali. Berdasarkan hasil observasi masih
Manado (Monintja, 2015). ditemukan responden yang tidak menguras bak
Masyarakat sebagian besar sudah mandi maksimal seminggu sekali dan bak
bersikap baik terhadap kegiatan PSN di mandinya pun terlihat kotor. Hal ini
antaranya setuju apabila kegiatan PSN dikarenakan kamar mandi yang terdapat bak
dilakukan secara serentak dan terus menerus, mandi tersebut jarang digunakan, hanya dikuras
setuju apabila kegiatan PSN merupakan ketika terlihat kotor saja, dan kurangnya
tanggung jawab bersama antara pemerintah dan pemantauan dari anggota keluarga. Jika dilihat
masyarakat, setuju apabila kegiatan PSN harus dari siklus hidup nyamuk Aedes aegypti telur
terus dilakukan walaupun tidak ada kasus DBD yang sudah menetas menjadi jentik akan
dan sedikit sekali responden yang tidak setuju mengalami stadium jentik selama 6-8 hari,
terhadap kegiatan PSN seperti tidak setuju maka bak mandi yang tidak di kuras rutin setiap
apabila melakukan PSN secara mandiri, dan seminggu sekali berpotensi menjadi tempat
tidak setuju apabila PSN lebih efektif dan berkembangnya jentik hingga menjadi nyamuk
efisien dibandingkan dengan melakukan dewasa. Begitu pula dengan tampungan
fogging. Namun di sekitar rumah masyarakat dispenser yang diperiksa kondisinya kotor dan
masih banyak ditemukan jentik, hal ini terdapat jentik.
dikarenakan sikap merupakan kecenderungan Kebiasaan menggantung pakaian.
untuk bertindak tetapi belum tentu terwujud Berdasarkan hasil observasi ditemukan
dalam tindakan, maka dari itu untuk sebagian masyarakat masih menggantung
mewujudkan suatu tindakan perlu faktor lain pakaian di dalam rumah. Pakaian bekas pakai
seperti faktor pendorong atau faktor penguat yang tergantung di dalam rumah, merupakan
(reinforcing factors)(Pangemanan, 2012). media yang disenangi nyamuk penular DBD,
Dalam hal ini peran petugas kesehatan yang merupakan salah satu faktor risiko yang
dan jumantik sebagai faktor pendorong perlu meningkatkan terjadinya penyakit DBD.
ditingkatkan lagi dalam melakukan kegiatan Menurut (Biu & Hassan, 2012) yang nyamuk
PSN dan menyebarkan informasi kepada Aedes aegypti menggigit pada siang hari di
masyarakat secara menyeluruh dimana petugas tempat yang agak gelap. Pada malam hari,
kesehatan dan kader jumantik diperlukan nyamuk ini bersembunyi di sela-sela pakaian
sebagai fasilitator agar sikap masyarakat agar yang tergantung di dalam kamar yang gelap dan
sikap masyarakat yang sudah setuju terhadap lembap.
kegiatan PSN dapat ditingkatkan menjadi Tidak memelihara ikan pemakan jentik.
perilaku terbuka (tindakan) serta perlu adanya Berdasarkan hasil observasi ditemukan bahwa
upaya penyadaran sikap bahwa siapa pun beberapa masyarakat tidak memelihara ikan
mempunyai risiko yang sama untuk terserang pemakan jentik di kolam yang sudah tidak
penyakit DBD. terpakai namun terdapat air di dalamnya dan
tidak pernah dilakukan pengurasan.
Hubungan Tindakan Masyarakat Mengenai Tidak mendaur ulang atau
Kegiatan PSN dengan Kejadian DBD menyingkirkan barang-barang bekas. Hal ini
Hasil penelitian ini sejalan dengan dikarenakan sebagian masyarakat hanya
penelitian Aryati (2012) (34) yang menunggu barang-barang bekas tersebut
menunjukkan bahwa ada hubungan antara diambil/diangkut oleh petugas kebersihan.
tindakan dengan kejadian DBD di Kelurahan Kebiasaan tidak menyingkirkan atau mendaur
Baler Bale Agung Kecamatan Negara (Aryati, ulang barang bekas seperti ban bekas, botol,
2012). Adanya hubungan antara tindakan plastik dan barang-barang lain yang dapat
masyarakat terhadap kegiatan PSN terhadap menampung air sehingga menyebabkan
kejadian DBD dikarenakan dari hasil penelitian bertambahnya tempat perindukan nyamuk
masyarakat menganggap lingkungan sudah Aedes aegypti dan akan mengakibatkan
bersih sehingga kegiatan PSN 3M Plus perkembangbiakan nyamuk tersebut meningkat
diabaikan dalam pencegahan DBD.

46 Jurnal Kesehatan Manarang

Volume 6, Nomor 1, Juli 2020 Perilaku Masyarakat terhadap Kejadian DBD ...

dan risiko terjadinya kejadian DBD semakin Hasil penelitian ini sejalan dengan
besar. penelitian Yunita yang menunjukkan bahwa
Kebiasaan menampung air di ember tidak ada hubungan antara keberadaan jentik
dalam waktu lama. Air yang dibiarkan lama di dengan kejadian DBD di Provinsi Riau (Yunita
ember tentu saja dapat menjadi tempat et al., 2012). Tidak adanya hubungan antara
berkembangnya jentik Aedes aegypti. Menurut keberadaan jentik terhadap kejadian DBD ini
(36) Semakin banyak tempat-tempat karena responden menyadari bahaya penyakit
penampungan air akan semakin banyak tempat DBD dan sudah mulai melakukan kegiatan 3M
perindukan dan akan semakin padat populasi Plus yaitu Menguras, Menutup, dan Mendaur
nyamuk Aedes aegypti. ulang barang-barang bekas serta kegiatan Plus
Tidak memberikan bubuk abate pada nya yaitu menggunakan obat anti nyamuk,
tempat penampungan air yang sulit dikuras menaburkan larvasida di tempat yang sulit
seperti tandon air, dikarenakan terkadang pihak untuk dikuras, melakukan kegiatan kerja bakti
kader tidak memberikan bubuk abate kepada di lingkungan sekitar rumah, dan memantau
warga saat melakukan kegiatan PSN. hal ini semua wadah air atau yang dapat menampung
akan mengakibatkan perkembangbiakan air secara rutin.
nyamuk tersebut meningkat dan risiko Namun, berdasarkan hasil penelitian
terjadinya kejadian DBD semakin besar. menunjukkan bahwa Angka Bebas Jentik (ABJ)
Oleh karena itu, masyarakat harus terus sebesar 85,04%. Hal ini masih berada di bawah
mengupayakan tindakan yang baik dalam batas aman yang ditetapkan oleh WHO dan
mencegah DBD dengan cara melakukan PSN Kementerian Kesehatan (ABJ >95%). House
3M Plus secara rutin, mencari informasi terkait Index (HI) sebesar 15% masih melebihi standar
pentingnya tindakan pencegahan DBD, yang ditetapkan oleh WHO yaitu sebesar <10%,
sehingga nantinya dapat mengajak orang lain Container Index (CI) sebesar 6,7% juga masih
maupun anggota keluarga untuk bertindak baik melebihi standar yang ditetapkan oleh WHO
mengenai kegiatan PSN 3M Plus. yaitu sebesar <5%, sedangkan Breteau Index
(BI) sebesar 22,4% sudah memenuhi standar
Hubungan Keberadaan Tempat WHO yaitu sebesar <50%. Berdasarkan
Penampungan Air dengan Kejadian Demam keseluruhan angka tersebut didapatkan nilai
Berdarah Dengue Density Figure (DF) adalah 4, yang
Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa risiko penularan Demam
diketahui bahwa semua responden memiliki Berdarah Dengue (DBD) di RW 06 Kelurahan
Tempat Penampungan Air (data homogen), Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur
sehingga tidak bisa dilakukan uji hubungan. Hal termasuk ke dalam kategori sedang yang berarti
ini dikarenakan sistem penyediaan air di penularan penyakit DBD masih berpotensi
masyarakat bermacam-macam baik melalui terjadi.
perpipaan maupun sumber lain seperti sumur Dengan demikian, sebaiknya
gali dan lain-lain, sehingga masih memerlukan masyarakat menerapkan kegiatan satu rumah
tempat penampungan air seperti bak mandi, satu jumantik sehingga melibatkan seluruh
ember besar maupun kecil dan lain-lain. keluarga untuk memantau keberadaan jentik di
Tempat penampungan air merupakan dalam maupun di luar rumah serta melakukan
media untuk berkembang biak nyamuk Aedes kegiatan PSN 3M Plus lainnya secara terus
aegypti, maka dari itu untuk menghindari agar menerus walaupun sedang tidak ada kasus
nyamuk tidak meletakkan telur-telurnya pada DBD.
penampungan air sebaiknya melakukan
pengurasan tempat penampungan air maksimal KESIMPULAN DAN SARAN
seminggu sekali sehingga telur nyamuk tidak Terdapat hubungan yang bermakna
dapat berkembang menjadi nyamuk dewasa antara kelompok umur (p-value = 0,000), jenis
yang siap menularkan virus dengue serta kelamin (p-value = 0,017, OR = 4,146),
melakukan penaburan bubuk abate di tempat- pengetahuan (p-value = 0,034, OR = 5,231),
tempat yang sulit untuk dikuras. dan tindakan (p-value = 0,045, OR = 3,740)
dengan kejadian DBD (p-value = 0,000).
Hubungan Keberadaan Jentik Nyamuk Seluruh masyarakat (100%) memiliki Tempat
dengan Kejadian DBD Penampungan Air (TPA) sehingga tidak bisa

47 Jurnal Kesehatan Manarang

Volume 6, Nomor 1, Juli 2020 Perilaku Masyarakat terhadap Kejadian DBD ...

dilakukan uji hubungan antara keberadaan Studi Pada Program Stbm Di Desa
Tempat Penampungan Air (TPA) terhadap Sumbersari Metro Selatan 2016, 5, 121–
kejadian DBD. 130.
Disarankan kepada Masyarakat agar Guerra, C., & Barbacid, M. (2013). Genetically
dapat ikut serta secara aktif dalam program engineered mouse models of pancreatic
PSN DBD melalui perubahan sikap dan adenocarcinoma, 7.
peningkatan pengetahuan tentang DBD Hidayat. (2017). Faktor yang Berhubungan
sehingga dapat melakukan kegiatan PSN 3M dengan Kejadian DBD Di Pulau Balang
Plus secara rutin dan berkesinambungan. Lompo Kabupaten Pangkep, 17(Ii), 73–
Melakukan optimalisasi penyuluhan atau 81.
sosialisasi mengenai upaya pencegahan DBD Istiqomah. (2017). Hubungan Sikap Caring
dan menyelenggarakan penyuluhan ketika Perawat dengan Oral Higiene Pada
sedang melakukan PSN ke setiap rumah Pasien Stroke Berbasis Teori Swansondi
maupun saat acara kumpul warga. Ruang Flamboyan, RSUD Jombang.
Bagi Puskesmas meningkatkan kegiatan Juwita, C. P. (2020). Variabilitas Iklim dengan
penyuluhan atau promosi tentang PSN 3M Plus Kejadian Demam Berdarah Dengue di
dan program satu rumah satu jumantik seperti Kota Tangerang, 3(1), 8–14.
penyebaran larvasida secara menyeluruh dan Kementerian Kesehatan. (2016). infodatin-dbd-
rutin, pemasangan baliho atau stiker tentang 2016.pdf.
DBD, dan atau penyebaran pamflet. Membekali Kementerian Kesehatan RI. (2017). InfoDatin-
jumantik dengan media penyuluhan seperti Situasi-Demam-Berdarah-Dengue.pdf.
buku panduan, atau brosur yang merupakan Kusumawardani, E., & Achmadi, U. F. (2012).
salah satu faktor Enabling. Demam Berdarah Dengue di Perdesaan
Dengue Hemorraghic Fever in Rural.
DAFTAR PUSTAKA Litbangkes. (2016). Pengetahuan dan Perilaku
Ardianti, W. (2018). Determinan Kejadian Masyarakat dalam Pencegahan Demam
Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Berdarah Dengue di Provinsi Jawa Barat
Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya, dan Kalimantan Barat, 8(November
9(1). 2015), 69–76.
Aryati, I. K. (2012). Masyarakat Dengan Meteorologi, B., Geofisika, D. A. N., Nal, D.
Kejadian Demam Berdarah Dengue O., & Sopl, P. (2019). Badan
(DBD) Di Kelurahan Baler Bale Agung. meteorologi, klimatologi, dan geofisika,
Biu, F. M., & Hassan, M. S. (2012). Waktu (2).
Aktivitas Menghisap Darah Nyamuk Monintja, T. C. N. (2015). Hubungan Antara
Aedes Aegypti Dan Aedes Albopictus Di Karakteristik Individu , Pengetahuan Dan
Desa Pa’ Lanassang Kelurahan Sikap Dengan Tindakan PSN DBD
Barombong Makassar Sulawesi Selatan Masyarakat Kelurahan Malalayang I
Period Of Sucking Activity Of Aedes Kecamatan Malalayang Kota Manado
Aegypti And Aedes Albopictus Mosquito Relationship Between Individual
At Pa ’ Lanassang Village Barombong Characteristic , Knowledge , Attitude
Di. With PSN DBD Behavior Of Commun,
BPPSMK Kementerian Kesehatan. (2018). 503–519.
Metodologi Penelitian Kesehatan Bahan Nani. (2017). Hubungan perilaku psn dengan
Ajar Rekam Medis dan Informasi keberadaan jentik aedes aegypti di
Kesehatan. pelabuhan pulang pisau, (January 2017).
Candra, A. (2010). Demam Berdarah Dengue : https://doi.org/10.20473/jbe.v5i1.2017.1-
Epidemiologi , Patogenesis , dan Faktor 12
Risiko Penularan Dengue Hemorrhagic Novitasari, E. (2018). Gambaran Kader Enzim
Fever : Epidemiology , Pathogenesis , Aspartat Aminotransperase (AST) dan
and Its Transmission Risk Factors, 2(2), Alamin AminoStransferase (ALT) Pada
110–119. Pasien Rawat Inal Penderita Deman
Febriani, W. (2016). Faktor Yang Berdarah Dengue di RSU Bahteramas
Mempengaruhi Perubahan Perilaku Stop Provinsi Sulawesi tenggara, 2(1), 33–40.
Buang Air Besar Sembarangan (BABS):

48 Jurnal Kesehatan Manarang

Volume 6, Nomor 1, Juli 2020 Perilaku Masyarakat terhadap Kejadian DBD ...

Novitasari, L. (2018). Hubungan Faktor Host, Umar, H. J. (2015). Peningkatan kualitas

Faktor Lingkungan, Dan Status Gizi pendidikan dan pembangunan kultur
Dengan Kejadian Demam Berdarah global, 15, 167–192.
Dengue Di Wilayah Kerja Puskesmas Wahyu Handoyo. (2015). Hubungan
Kayen Kabupaten Pati, 6, 277–284. Sosiodemografi Dan Lingkungan Fisik
Pangemanan, J. (2012). Perilaku Masyarakat Dengan Kejadian Demam Berdarah
Tentang Program Pemberantasan Degue (DBD) Pada Masyarakat Pesisir
Penyakit DBD di Kabupaten Minahasa Pantai Kota Tarakan, 3(April), 186–195.
Utara Jane Pangemanan*, Jeini Nelwan* Wardhani, I. O., Martini, S., & Ua. (2015).
*Fakultas Kesehatan Masyarakat Hubungan Antara Karakteristik Pasien
Universitas Sam Ratulangi Manado, 45– Stroke Dan Dukungan Keluarga Dengan
50. Kepatuhan Menjalani Rehabilitasi, 24–
Prasetyowati, A., & Kushartanti, R. (2019). 34.
Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Yunita, J., Susmaneli, H., Studi, P., Ilmu, M.,
Rowosari, 02(November), 23–29. Masyarakat, K., Hang, S., & Pekanbaru,
Purnama, S. G. (2017). Pengendalian vektor. T. (2012). Pengaruh Perilaku Masyarakat
Sari, R., Utami, B., & Ua, F. K. M. (2014). dan Kondisi Lingkungan Terhadap
Hubungan Pengetahuan dan Tindakan Kejadian Demam Berdarah Dengue The
Masyarakat dengan Kejadian Demam Influence of Community Behaviour and
Berdarah Dengue (DBD) (Studi di Environmental Conditions to Dengue
Kelurahan Putat Jaya Surabaya Tahun Hemorrhagic Fever, 1(05), 0–5.
2010–2014), 242–253. Yusuf, B., & Aziizu, A. (2010). 46 tujuan besar
Sunarsih, N. (2017). Hubungan Faktor Ekologi pendidikan adalah tindakan, 295–300.
dan Sosiodemografi Dengan Kejadian
DBD (Studi Kasus Diwilaya Kerja
Puskesmas Tlogasari Wetan, 2(5).

49 Jurnal Kesehatan Manarang